Mengapa glisin tidak bersifat optis aktif, sedangkan asam amino yang lain bersifat optis aktif?
Biologi
andrian133
Pertanyaan
Mengapa glisin tidak bersifat optis aktif, sedangkan asam amino yang lain bersifat optis aktif?
1 Jawaban
-
1. Jawaban Adindasagita
Optis Aktif
Semua asam amino kecuali glisin, memiliki atom C asimetris atau atom C kiral, yaitu atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda (gugus -H, -COOH, -NH2, dan -R). Oleh karena itu, semua asam amino (kecuali glisin) bersifat optis aktif. Artinya, senyawa tersebut dapat memutar bidang polarisasi cahaya.
Suatu asam amino digolongkan berdasarkan sifat gugus rantai sampingnya yaitu sebagai gugus polar dan gugus nonpolar:1. Polar :a. Tak bermuatan (sperti serin, trionin, sistein, aspargin dan glutamine). 2 gugus sistein jika berdekatan bisa membentuk jembatan disulfide yang selanjutnya disebut dengan Sistine.b. Bermuatan Positive (sperti lisin, arginin, dan histidin).c. Bermuatan Negative (sperti aspartat dan glutamate)2. Non polar :a. Group alifatik yang bersifat hidrofobik (sperti glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin, dan metionin).b. Group aromatic yang menyerap cahaya pada gelombang UV (sperti fenil alanin, tirosin, dan triptopan)
Suatu asam amino juga digolongkan menjadi 7 berdasarkan jenis rantai sampingnya, yaitu sebagai berikut:1. Alifatik : glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin, prolin2. Hidroksil alifatik : serin, treonin3. Aromatic : fenil alanin, tirosin, triptopan4. Basa : lisin, arginin, histidin5. Asam : asam aspartat, asam glutamate6. Amida : aspargin, glutamine7. Belerang : sistein, metionin
Asam amino penyusun protein berjumlah 20 macam, yang dimana asam amino ini akan membentuk suatu kombinasi urutan asam amino yang berbeda-beda sehingga terbentuk protein yang berbeda-beda pula.
Protein adalah suatu polimer linier dari asam amino yang terhubung dengan ikatan peptide antara gugus α-karboksil dengan gugus α-asam amino yang ada disebelahnya yang akan membentuk suatu struktur 3D. Bentuk struktur 3D ini ditentukan oleh urutan susunan asam amino pada suatu protein. Bentuk 3D ini juga menentukan fungsi dari suatu pritein.
Protein merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari hasil polimerisasi kondensasi berbagai asam amino. Protein termasuk kopolimer. Setiap molekul protein mengandung sekitar 20 jenis asam amino yang berikatan, dengan jumlah asam amino yang dapat mencapai ribuan. Antarmolekul asam amino tersebut berikatan kovalen yang disebut ikatan peptida. Ikatan peptida ini terjadi antara atom C (dari gugus -COOH) dan atom N dari (gugus -NH2).Protein yang terbentuk dari dua molekul asam amino disebut dipeptida, dari tiga molekul asam amino disebut tripeptida, dan dari banyak molekul asam amino disebut polipeptida. Suatu rangkaian asam amino diberi nama dengan cara menambahkan akhiran -il pada asam amino awal (yang memiliki gugus fungsional bebas -NH2), diikuti oleh asam amino berikutnya, kemudian diakhiri dengan nama asam amino terakhir (yang memiliki gugus fungsi bebas -COOH) tanpa akhiran -il. Misalnya, senyawa tripeptida yang terbentuk dari asam amino glisin, alanin, dan fenilalanin, diberi nama glisilalanilfenilalanin.