bagaimana cara membuat taks dialog anekdot dan berikan contohnya
B. Indonesia
Andry6980
Pertanyaan
bagaimana cara membuat taks dialog anekdot dan berikan contohnya
1 Jawaban
-
1. Jawaban nezamora
Contoh Teks Anekdot Layanan Publik
Anak Saya Kerja Bersama Negara!
Pada suatu hari, Seorang Presiden Negara I tertarik dengan dagangan kue dipinggir jalan. Lalu kemudian dia membelinya.
Semacam ada rasa ketertarikan yang besar pada penjual kue tersebut. Hal itu membuat Sang Presiden bertanya.
Presiden: “Sudah berapa lamakan ibu menjual kue unik ini?”
Penjual kue: “Alhamdulillah, pak, sekitar 30 tahun lebih saya berjualan kue ini.”
Presiden: “Sendirian?”
Penjual kue: “Iya, pak.”
Presiden: “Lho, anak ibu tidak ikut membantu?”
Penjual kue: “Tidak, pak, mereka sibuk semua. Saya punya anak 4; yang pertama bekerja di KPK, kedua di POLDA, ketiga di Kejaksaan Negeri, dan yang terakhir di DPR, pak.”
Sang Presiden menggelengkan kepala tidak percaya. Mungkin dia berpikir kok bisa anak-anaknya sukses tapi ibunya sendiri jualan kue di pinggir jalan.
Pengawal presiden dari belakang nyeletuk, “Hebat, meskipun hanya berjualan kue, ibu bisa menjadikan anak-anaknya sukses dan tetap rendah hati.”
Mendengar itu Sang Presiden melanjutkan pertanyaannya.
Presiden: “Hebat ibu! Kalau boleh saya tahu, apa jabatan anak ibu di KPK, POLDA, Kejaksaan Negeri, dan DPR?”
Penjual kue: “Ya … sama, pak, jualan kue.”
Sang Presiden kemudian tercengang mendengar jawaban penjual kue tadi. Sambil sedikit menahan tawa, presiden membeli kue dan melanjutkan perjalanannya.
Struktur Teks Anekdot Layanan Publik
Abstraksi: Pada suatu hari, Seorang Presiden Negara I tertarik dengan dagangan kue dipinggir jalan. Lalu kemudian dia membelinya.
Orientasi: Jawaban penjual kue, “Alhamdulillah, pak, sekitar 30 tahun lebih saya berjualan kue ini.”
Krisis: Penjelasan penjual kue mengenai keempat anaknya, ““Tidak, pak, mereka sibuk semua. Saya punya anak 4; yang pertama bekerja di KPK, kedua di POLDA, ketiga di Kejaksaan Negeri, dan yang terakhir di DPR, pak.”
Reaksi: Sang Presiden menggelengkan kepala tidak percaya. Mungkin dia berpikirkok bisa anak-anaknya sukses tapi ibunya sendiri jualan kue di pinggir jalan.
Koda: Sang Presiden kemudian tercengang mendengar jawaban penjual kue tadi. Sambil sedikit menahan tawa, presiden membeli kue dan melanjutkan perjalanannya.